PERANAN MUSLIMAH DALAM MERINTIS DAN MENGISI KEMERDEKAAN DI SUMATERA UTARA

Abstract

Kemerdekaan adalah hak semua individu, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara bahkan peradaban manusia. Penjajahan di dunia harus di hapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan, perikeadilan dan nilai-nilai kemuliaan manusia. Kemerdekaan Indonesia adalah rahmat dan nikmat Allah SWT atas perjuangan dan pengorbanan harta, darah dan nyawa para pejuang dan seluruh rakyat Indonesia. Laki-laki memiliki peranan besar dalam kemerdekan Indonesia, namun perempuan juga memiliki peran penting dalam merintis dan mengisi kemerdekaan Indonesia. Bersama-sama dengan kaum pria, kaum wanita berjuang, di garis belakang maupun di garis depan medan pertempuran. Wanita Sumatera Utara membentuk laskar/badan perjuangan bersenjata, memberikan bantuan logistik, memberi informasi militer kepada pasukan Tentara Nasional Indonesia tentang kondisi pasukan Belanda, serta semuanya membantu apa yang dilakukan suami sebagai pejuang. Muslimah Sumatera Utara menjadi bagian dari revolusi. Dalam mengisi kemerdekaan, wanita harus mampu mengambil perannya masing-masing dengan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya yang diwujudkan dalam pengabdian semata-mata karena Allah

Kata kunci: muslimah, merintis dan mengisi kemerdekaan

Abstract

Independence is the right of all individuals, families, communities, nations and countries and even human civilization. Colonialism in the world must be abolished because it is not in accordance with humanity, justice and the values of human dignity. The independence of Indonesia is the grace and favor of Allah SWT for the struggle and sacrifice of property, blood and lives of the fighters and all the people of Indonesia. Men have a big role in Indonesian independence, but women also have an important role in pioneering and filling Indonesia's independence. Together with men, women fought, both on the back and on the front lines of the battlefield. North Sumatran women formed laskars/armed struggle agencies, provided logistical assistance, provided military information to the Indonesian National Army troops about the condition of the Dutch troops, and all of them helped their husbands as fighters. North Sumatran Muslim women became part of the revolution. In fulfilling independence, women must be able to take their respective roles with the knowledge and abilities they have which are manifested in devotion solely for the sake of Allah.