KESIAPAN DIRI MENGHADAPI MASA PENSIUN DITINJAU DARI ASPEK SPIRITUAL

Abstract

The value of human life is actually not determined by the length or short, but by the quality of charity that is done during his life. The longevity of a person will not be valued if it is not filled with good deeds and is beneficial to oneself and others. As said by the Messenger of Allah; “The best of human beings are those who have a long life and many of their acts of worship, and as bad as humans are those who have a long life but with little charity.” (H.R.Ahmad). from this, it can be said that Muslims have no retirement in their lives, in the sense that the word does not work. Place of employment is formally retired, yes, but informally humans are demanded to continue to do good deeds until the end of their lives, because the best of humans is that which is beneficial to other humans. This article reviews how to prepare someone for retirement formally.

Abstrak

Nilai umur manusia sebenarnya tidak ditentukan oleh panjang atau pendeknya, melainkan oleh kualitas amal yang diperbuat semasa hidupnya. Panjangnya umur seseorang tidak akan bernilai jika tidak diisi dengan perbuatan-perbuatan baik dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Sebagaimana sabda Rasulullah saw.; “Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan banyak amal ibadahnya, dan seburuk- buruk manusia adalah yang panjang umurnya tetapi sedikit amalnya.”(H.R.Ahmad). dari sini, dapat dikatakan bahwa umat Islam tidak ada istilah pensiun dalam kehidupannya, dalam arti kata tidak bekerja. Tempat belerja secara formal pensiun ya, tetapi secara informal manusia dituntut terus beramal salih hingga akhir hayatnya, sebab sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat kepada manusia lainnya. Artikel ini mengulas tentang bagaimana persiapan seseorang menghadapi pensiun secara formal.